Article Detail
PEMBINAAN KARYAWAN TARAKANITA SEBAGAI MITRA SPIRITUALITAS CB
Kamis – Jumat, 26 – 27 Januari 2017 dimulai pukul 08.00 bertempat di ruang pertemuan Kantor Yayasan Tarakanita Wilayah Jawa Tengah diselenggarakan pembinaan karyawan Tarakanita tentang Spiritualitas CB. Adapun pesertanya secara khusus diikuti oleh para pejabat struktural di Wilayah Jawa Tengah (Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah), Pejabat Struktural beserta seluruh staf Kantor Wilayah Jawa Tengah. Pembimbing, pendamping sekaligus sebagai nara sumber kegiatan tersebut adalah Sr. Theresia, CB.
Sasaran dari kegiatan tersebut adalah tercapainya pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya spiritualitas CB yang melandasi setiap karya pelayanan sebagai pribadi yang terpanggil dalam pelayanan pendidikan. Peserta diajak menyimak, memahami, mendalami, dan mencerna kehidupan Elisabeth Grujters sebagai pendiri Kongregasi suster-suster cinta kasih St. Carolus Borromeus. Pada intinya kehidupan dan perjuangan Elisabeth Grujters dari masa kecil hingga masa kehidupan membiara menjadi embrio spiritualitas Kongregasi CB dan mitra kerasulannya: Pendidikan, Kesehatan, dan karya sosial. Embrio spiritualitas tersebut oleh Sr. Theresia, CB ditekankan pada perjumpaan Elisabeth Grujters dengan manusia yang menderita – tertindas karena perang; diinjak martabatnya oleh tindak kejahatan dan perampokan, perusakan terhadap gedung gereja dan sarana peribadatannya, penangkapan dan penindasan terhadap para seminaris, pastor, rohaniwan, biarawan dan biarawati, terjadinya pengejaran dan pembunuhan terutama saat Napoleon Bonaparte berkuasa.
Dari sharing oleh salah satu peserta: B. Setyo Wahyudi yang sudah 23 tahun sebagai guru di SMP Tarakanita Solo Baru menyampaikan bahwa baru saat ini bisa merasakan bahwa apabila memiliki semangat seperti Bunda Elisabet Grujters merupakan pengabdian yang luar biasa yaitu mau mengabdi Tuhan secara tulus iklas..... (EG5) dalam menjalankan tugas di yayasan Tarakanita bukan berdasar pada imbal jasa/gaji tetapi karena “iming-iming” akan beroleh Kerajaan Surga. Hal ini ditegaskan oleh Sr. Theresia, CB, bahwa dengan perbuatan kasih berarti menjadi perwujudan karya Allah yang adalah kasih. Perbuatan kasih lewat keterlibatannya dalam karya pendidikan di Yayasan Tarakanita merupakan investasi Surga.
Pada kesempatan berikutnya peserta diajak untuk mensharingkan mengenai tantangan yang dihadapi oleh mitra spiritualitas dalam karya pendidikan di Tarakanita pada jaman sekarang ini antara lain: perkembangan teknologi dengan internet untuk media sosial, HP, egoisme dan individualisme, Konsumerisme dan lemahnya daya juang, latar belakang peserta didik yang heterogen terutama tingkat kemampuan akademis dan kemampuan ekonomi orangtua. Situasi tersebut juga berpengaruh pada meredupnya semangat mitra spiritualitas karyawan yang mengalami demotivasi dan kurang bisa menyukuri. Maka dari itu kesadaran terhadap tantangan tersebut oleh Sr. Theresia, CB ditangkap sebagai “Metanoia” yaitu pertobatan yang mendalam dengan mendasarkan diri pada iman dan doa.
Model kepemimpinan Elisabeth Grujters menjadi penekanan dalam pembinaan spiritualitas CB kepada peserta pembinaan yang khas sebagai struktural: ........seorang pemimpin yang baik, yaitu seorang yang disemangati oleh sifat-sifat yang diperlukan untuk dapat meletakkan dasar baik....dan semua itu harus disertai dengan cinta kasih dan tenggang rasa..(EG. 153), pemimpin yang lemah lembut dan kebijaksanaan (bdk. EG. 107), hal ini tergolong pemimpin yang sapientia (melayani) yaitu gembala yang mempertaruhkan nyawanya untuk domba-dombanya (model kepemimpinan Yesus Kristus). Selanjutnya kepemimpinan juga mendasarkan diri pada St. Carolus Borromeus sebagai pelindung Kongregasi CB dengan predikat sebagai pembaharu pada masa Konsili Trente dan juga predikat sebagai pengajar, pembimbing, dan peneguh hati dengan mendirikan sekolah-sekolah. Hal ini didalami pada hari ke 2, dan ternyata sungguh-sungguh menerima pencerahan tentang sejarah St. Carolus Borromeus sekaligus koreksi atas pemahaman yang ditangkap selama ini.
Sharing dan merenung untuk merefleksikan atas pengalaman Bunda Elisabeth Grujters dan kisah St. Carolus Borromeus menjadi dinamika dalam pembinaan ini sebagai media bagi peserta pembinaan dalam refleksi atas karya dan tugasnya di Yayasan Tarakanita.-
there are no comments yet