Article Detail

PERAYAAN EKARISTI AWAL TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Tim Kehumasan Yayasan Tarakanita Wilayah Jawa Tengah menyelenggarakan Perayaan Ekaristi bersama pada awal tahun pelajaran 2015/2016 yang diikuti oleh seluruh peserta didik jenjang KB/TK, SD, SMP, dan SMA/SMK beserta para guru dan karyawan yang dilaksanakan di Magelang dan di Solo Baru pada hari Jumat, 31 Juli 2015. Untuk Magelang dilaksanakan di Gereja Paroki St. Ignatius, Kota Magelang yang dipimpin oleh Romo FX. Krisno Handoyo, Pr (Pastor Kepala Paroki/Pastor Vic.Ep. Kedu) dimulai pada pukul 08.00 sampai dengan 10.00. Dalam nuansa kotak-kotak seragam Nasional Tarakanita, peserta didik didampingi oleh para guru hadir di gereja mulai pukul 07.30 secara tertib berjalan dalam barisan menyusuri jalur pejalan kaki dari sekolah masing-masing. Bahkan SMP Tarakanita Magelang dan SMK Pius X, Magelang beriringan menuju ke gereja dengan Drum Band Gita Patria SMP Tarakanita sebagai “cucuk lampah” , hal itu menambah semarak menghiasi kota, tepatnya di alun-alun Kota Magelang. Secara khusus untuk peserta didik KB dan TK ikut serta pula orangtua mereka yang turut mendampingi, maka panitia telah mempersiapkan tempat dengan menambah area di samping gereja dipasang atap dan ditata 500 kursi karena kapasitas di dalam gedung gereja tidak mampu memuat seluruh peserta didik yang tampak berjejal menempati bangku umat. Panitia telah mengemas Perayaan Ekaristi awal tahun pelajaran 2015/2016 ini dengan baik yang melibatkan seluruh komponen yang ada baik petugas liturgi maupun petugas pendukung/penunjang (hias altar, tempat, video monitor, dokumentasi, parkir, dan keamanan) disamping fasilitas yang tersedia di gereja. Petugas liturgi cukup merata dari TK sampai dengan SMA/K ikut terlibat; Koor gabungan SMA – SMK, Misdinar dari SMP, penari mengiringi persembahan dan prosesi masuk gereja oleh TK, membawa persembahan oleh SD, Lektor dari SMP, dan pembaca doa umat dari TK, SD, SMP, dan SMA/SMK, dan Prodiakon oleh beberapa guru/karyawan. Teks panduan Perayaan Ekaristi juga disusun dengan baik diperuntukkan bagi Pastor Pemimpin misa, petugas, dan umat. Tema “.....asal Tuhan semakin diabdi dengan tulus dan sempurna” menjadi bahan permenungan untuk menapaki tahun pelajaran 2015/2016 melalui implementasi kegiatan yang khas oleh masing-masing jenjang. Hal itu diteguhkan oleh Romo Krisno dalam homilinya yang diawali dengan salam Tarakanita dan dijawab dengan gegap gempita oleh seluruh peserta didik guru daan karyawan, romo mengatakan salam Terakanita yang diulang sebanyak 3 kali secara serentak diserukan dapat menggetarkan gedung gereja. Pada intinya romo mengajak para peserta didik Tarakanita berkarakter mengembangkan sikap jujur. Sesudah homili dilaksanakan janji pelajar Tarakanita yang dibacakan oleh Kepala Divisi Pendidikan Yayasan Tarakanita Wilayah Jawa Tengah dan ditirukan oleh seluruh peserta didik, kemudian bersama menyanyikan Mars Yayasan Tarakanita. Adapun isi janji tersebut adalah sebagai berikut: JANJI PELAJAR TARAKANITA/ Demi Tuhan yang kita abdi /dengan tulus dan sempurna/, kami pelajar Tarakanita berjanji/:
1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa/;
2. Setia kepada Pancasila/, Undang-Undang Dasar 1945/, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia/;
3. Disiplin mematuhi segala peraturan/ dan tata tertib sekolah/;
4. Patuh serta taat/ kepada guru dan orang tua/;
5. Saling menghormati /dan menghargai /teman serta sesama/;
6. Berwatak baik/, beriman/, jujur/, bersikap adil/, cerdas/, mandiri/, kreatif/, terampil/, berbudi pekerti luhur/, berwawasan kebangsaan/;
7. Berbelarasa terhadap manusia/, terutama mereka yang miskin/, tersisih dan menderita/;
8. Berpakaian rapi/, sopan dalam bertutur kata/, dan bertingkah laku baik/;
9. Memperjuangkan dan menegakkan keadilan/, menciptakan perdamaian dunia/ dan menjaga keutuhan ciptaan/;
10. Belajar dengan tekun/ serta bersemangat tinggi/ untuk meraih prestasi/;
11. Menjaga nama baik/ keluarga besar Tarakanita/ di mana pun kami berada/. Demikian janji kami/. Tuhan memberkati/.

Secara keseluruhan Perayaan Ekaristi dapat berjalan dengan lancar dan baik walaupun suasana agak sedikit riuh, namun oleh romo dapat dimediasi, saat-saat tertentu dalam doa yang membutuhkan suasana khidmat dapat diciptakan suasana hening oleh romo dengan ajakan seperti dalam upacara bendera: “mengheningkan cipta, mulai.... ”. Khususnya dalam Doa Syukur Agung yang sakral dan membutuhkan sikap hormat kepada Sakramen Maha Kudus. Saat Komuni-pun dapat tertib dan teratur karena dilayani oleh beberapa prodiakon, bahkan bagi peserta didik yang belum menerima Sakramen Ekaristi (Komuni I) dilayani oleh romo dengan menerima “komuni bathuk”/menerima berkat yang berlangsung juga dengan tertib. Usai Perayaan Ekaristi peserta didik juga dengan tertib keluar dari gedung gereja diiringi suara musik Drum Band dan kembali ke masing-masing sekolah untuk mengikuti proses pembelajaran hari itu sampai selesai.
Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment