Article Detail
WORKSHOP PBR: Membangun Kultur Penelitian dalam Sikap Ilmiah
Magelang (17/12/2012). Sebanyak 70 peserta yang terdiri dari Guru KB/TK, SD, SMP, SMA/K pengampu mata pelajaran IPA dan IPS beserta Seluruh Kepala Sekolah dan Wakasek Kurikulum di sekolah – sekolah Yayasan Tarakanita Wilayah Jawa Tengah mengikuti workshop Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) yang diselenggarakan oleh Yayasan Tarakanita Wilayah Jawa Tengah sejak 17 – 18 Desember 2012 bertempat di Unit SMP Tarakanita – Magelang. Selaku pendamping/fasilitator dalam kegiatan tersebut adalah Tim PBR Kantor Pusat yaitu V. Banu Hasta Kunjana (koordinator Tim) yang disertai oleh Sr. Luisa, CB, R. Gunawan Susilowarno, RJ. Sulistyanta, Hr. Andreas Wagiman, dan Th. Edi Pramono selaku koordinator pelaksana workshop PBR di Wilayah Jawa Tengah. Acara workshop dibuka oleh Sr. Paulina Endri, CB selaku Kepala Kantor Yayasan Tarakanita Wilayah Jawa Tengah dan dalam sambutannya beliau memberi suport kepada seluruh peserta untuk mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dan siap untuk mengimplementasikannya.
Melalui pendampingan untuk pemahaman bersama substansi PBR sebagai bagian dari Pendidikan Karakter Tarakanita yang berorientasi mengembangkan nilai Competency, Creativity, dan Conviction seluruh peserta sesuai kekhasan jenjangnya diajak mendesain pembelajaran berbasis riset dilanjutkan dengan microteaching. Harapannya dengan workshop ini, yaitu untuk mencapai kompetensi dan hasil riset ideal perlu dibangun kultur penelitian di tiap sekolah. Guru harus menemukan talenta-talenta dan kemungkinan terobosan yang dapat dilakukan. Perlu diperhatikan pula bahwa dalam pelaksanaan PBR membutuhkan waktu yang relatif lama. Maka perlu dipilih KD yang memungkinkan, integrasi lintas kurikulum dan dimungkinkan dalam proyek tertentu seperti field trip. PBR diharapkan dapat membantu siswa untuk mengkonstruk pengetahun melalui kultur penelitian dalam sikap ilmiah. Sedangkan dalam konteks pendidikan, PBR membantu siswa mengkonstruk sikap dan keterampilannya. Inilah yang menjadi rekomendasi dalam workshop PBR dan kemudian disikapi dengan membuat rencana tindak lanjut wilayah yang melibatkan para mentor wilayah untuk mengawal dan memonitor pelaksanaannya. Akhirnya acara ditutup oleh Sr. Luisa, CB pada hari kedua tepat pukul 15.00. (Kadivpendwiljateng)
Melalui pendampingan untuk pemahaman bersama substansi PBR sebagai bagian dari Pendidikan Karakter Tarakanita yang berorientasi mengembangkan nilai Competency, Creativity, dan Conviction seluruh peserta sesuai kekhasan jenjangnya diajak mendesain pembelajaran berbasis riset dilanjutkan dengan microteaching. Harapannya dengan workshop ini, yaitu untuk mencapai kompetensi dan hasil riset ideal perlu dibangun kultur penelitian di tiap sekolah. Guru harus menemukan talenta-talenta dan kemungkinan terobosan yang dapat dilakukan. Perlu diperhatikan pula bahwa dalam pelaksanaan PBR membutuhkan waktu yang relatif lama. Maka perlu dipilih KD yang memungkinkan, integrasi lintas kurikulum dan dimungkinkan dalam proyek tertentu seperti field trip. PBR diharapkan dapat membantu siswa untuk mengkonstruk pengetahun melalui kultur penelitian dalam sikap ilmiah. Sedangkan dalam konteks pendidikan, PBR membantu siswa mengkonstruk sikap dan keterampilannya. Inilah yang menjadi rekomendasi dalam workshop PBR dan kemudian disikapi dengan membuat rencana tindak lanjut wilayah yang melibatkan para mentor wilayah untuk mengawal dan memonitor pelaksanaannya. Akhirnya acara ditutup oleh Sr. Luisa, CB pada hari kedua tepat pukul 15.00. (Kadivpendwiljateng)
Comments
-
there are no comments yet
Leave a comment