Article Detail

TARAKANITA KREATIF DAN FENOMENAL DALAM KARNAVAL HUT RI ke 72 DI KOTA MAGELANG

Magelang, 26 Agustus 2017 di bawah terik matahari ribuan masyarakat memadati sepanjang Jl. A. Yani dan Jl. Pemuda di Kota Magelang untuk menyaksikan Karnaval Pembangunan HUT Kemerdekaan RI ke 72. Mereka tampak berdesak desakan untuk dapat melihat arak-arakan peserta karnaval yang dimulai pukul 13.00

Menurut laporan dari Sekretaris Daerah (Setda) selaku panitia penyelenggara Karnaval Pembangunan tahun 2017 di Kota Magelang, total ada 114 peserta yang terdiri atas 89 mobil hias, 6 group kesenian, 8 Drum Band, dan satu komunitas sepeda tua. Peserta terbagi dalam kategori Organisasi Perangkat Daerah, kecamatan, kelurahan, sekolah, perusahaan, dan umum/swasta. Penampilan peserta dilombakan dalam kegiatan tersebut, maka setiap peserta saling berlomba menampilkan kreativitasnya yang sedemikian rupa untuk menarik perhatian dewan juri dan masyarakat pada umumnya sebagai penonton.

Yayasan Tarakanita Wilayah Jawa Tengah yang menjadi bagian dari warga Kota Magelang juga memperoleh undangan untuk ambil bagian sebagai peserta dalam kegiatan tersebut. Kesempatan ini tidak disia-siakan dan bahkan sudah menjadi program tahunan sebagai ajang memperkenalkan Tarakanita di tengah masyarakat dan eksistensinya di Kota dan Kabupaten Magelang pada khususnya. Ada 2 kategori yang diikuti oleh Tarakanita dalam karnaval ini, pertama yaitu Mobil Hias dengan bentuk Lokomotif kuno disertai teatrikal operasionalnya yang melibatkan sekitar 100 peserta didik dari TK sampai dengan SMA/SMK. Ke dua adalah Drum Band Gita Patria dari SMP Tarakanita Magelang yang tidak asing lagi bagi masyarakat Magelang dan sekitarnya. Berkostum warna Merah Putih dengan 2 Mayoret berkostum warna putih tampak harmoni dengan suasana HUT Kemerdekaan RI.

Berangkat dari Tema Indonesia Kerja Bersama yang perlu diterjemahkan ke dalam penampilan peserta karnaval, maka Tarakanita terinspirasi oleh  Lokomotif yang menarik kereta penumpang. Maka Tim Kreatif  yang terdiri dari beberapa guru dan dalam koordinasi Bagian Umum Kantor Wilayah membuat desain dan konsep Lokomotif tempo dulu. Sebagai narasi dari penampilan Lokomotif disebutkan: Ibarat Kereta Api dengan Lokomotif yang terdiri dari banyak komponen (visualisasi Roda yang saling berkaitan oleh tuas)  sebagai penggerak dan pendorong kereta penumpang dan segala fasilitasnya mengarah ke suatu tujuan,  demikian pula Bangsa Indonesia, dengan seluruh komponen penyelenggara negara baik Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif yang bersih dan berwibawa. Mereka adalah Lokomotif yang menjadi daya penggerak bagi rangkaian kereta dan gerbong yang berisi seluruh Rakyat Indonesia, dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika menuju kesejahteraan umum berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Kereta penumpang divisualisasikan oleh barisan siswa dan beberapa karyawan Tarakanita dari TK, SD, SMP, dan SMA/SMK. Termasuk beberapa siswa SMP Pendowo Ngablak yang memerankan sebagai gerbong, roda, rantai sambungan antar gerbong, juga sebagai penumpang yang beraneka ragam budaya dan kehidupan. Tidak ketinggalan pemeran Masinis dan awak kereta oleh siswa dan siswi SMA – SMK

Tidak henti-hentinya penonton yang memadati jalur karnaval mengambil gambar menggunakan kamera maupun ponselnya masing-masing, bahkan terpaksa “Lokomotif”  berhenti akibat dari penonton yang sengaja ada di depannya untuk selvie ataupun berpose untuk berfoto. Tampaknya penampilan Tarakanita menjadi fenomenal yang sungguh unik bagi warga masyarakat, hal ini diungkapkan oleh salah seorang penonton yang menyaksikan penampilan Lokomotif  dengan efek asap dan suara kereta yang khas mengingatkan pada jaman dahulu di sepanjang A. Yani dan Jalan Pemuda merupakan jalur Kereta Api jurusan Yogyakarta – Semarang. Saya kagum dan terharu melihat Lokomotif yang ditampilkan oleh Tarakanita sungguh hebat dan luar biasa. Lebih lengkap lagi di depan lokomotif didahului 3 siswi SMK Pius X yang mengenakan pakaian Karnival dengan tema: Borobudur dan .....sebagai cucuk lampahnya, demikian ungkapnya. 
Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment